Chatbots vs. Penelusuran: Mengapa Google Masih Mengalahkan Permintaan AI

6

Chatbot dengan kecerdasan buatan seperti ChatGPT menawarkan jawaban instan, namun penelitian baru menunjukkan bahwa mengandalkan mereka untuk belajar mungkin hanya hal yang dangkal. Meskipun nyaman, ringkasan yang dihasilkan AI dapat menghambat perolehan pengetahuan yang lebih mendalam dibandingkan penelusuran web tradisional.

Studi: AI vs. Penelitian Tradisional

Para peneliti di University of Pennsylvania melakukan tujuh percobaan dengan lebih dari 10.000 peserta. Setiap kelompok ditugaskan untuk meneliti suatu topik (seperti berkebun atau hidup sehat) menggunakan Google atau ChatGPT, kemudian menulis saran untuk seorang teman. Studi ini mengevaluasi seberapa banyak peserta belajar dan seberapa besar investasi mereka dalam nasihat mereka.

Temuan Utama: Pengetahuan Lebih Dangkal, Investasi Lebih Sedikit

Bahkan ketika mengontrol kumpulan informasi yang identik, peserta yang menggunakan ChatGPT menunjukkan pengetahuan yang lebih dangkal dibandingkan mereka yang menggunakan Google. Indikator untuk pengetahuan “dalam” versus “dangkal” didasarkan pada pelaporan diri, pemrosesan bahasa alami, dan evaluasi manusia. Mereka yang belajar melalui AI juga kurang terlibat, menghasilkan konten yang kurang informatif, dan cenderung tidak menerapkan saran tersebut.

Peran Usaha dan Sintesis

Studi ini menunjukkan bahwa kemudahan ringkasan yang dihasilkan oleh AI harus dibayar mahal. Ketika informasi sudah dicerna sebelumnya, pengguna akan kurang termotivasi untuk mensintesisnya sendiri, sehingga menyebabkan melemahnya retensi dan pemahaman. Bahkan ketika ChatGPT menyediakan tautan web opsional, hanya sekitar 25% peserta yang mengkliknya, yang menunjukkan kurangnya dorongan untuk menjelajah lebih jauh.

Implikasinya terhadap Pembelajaran dan Desain

Psikolog Daniel Oppenheimer berpendapat bahwa AI mengurangi motivasi berpikir mandiri. Studi ini menyoroti pentingnya proses yang penuh upaya dalam pembelajaran. Merancang alat pencarian yang mendorong eksplorasi lebih dalam—daripada jawaban instan—mungkin penting untuk menumbuhkan pemahaman yang tulus.

“Meskipun LLM dapat mengurangi beban karena harus menyatukan informasi untuk diri sendiri, kemudahan ini harus mengorbankan pengembangan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu topik.” —Shiri Melumad, peneliti psikologi konsumen di University of Pennsylvania

Kesimpulannya, meskipun chatbot menawarkan kemudahan, metode pencarian tradisional—yang memerlukan sintesis dan eksplorasi aktif—tetap unggul dalam membangun pengetahuan yang bertahan lama dan mendorong keterlibatan yang tulus dengan suatu topik.